Senin, 03 Januari 2011

Tingkatkan Percaya Diri, Anda Akan Berubah

Tingkatkan Percaya Diri, Anda Akan Berubah

Berubah ke arah yang lebih baik adalah dambaan setiap orang. Cara berubah ke arah yang lebih bisa kita dapatkan dengan cara meningkatkan percaya diri. Bagaimana bisa? Langsung saja, saya akan jelaskan bagaimana cara berubah secara instan melalui cerita dibawah ini. Ini kisah nyata. Begini ceritanya:

Seorang anak menemukan sebuah anjing liar tidak bertuan (yah….. ini cerita di Amerika, kita ambil hikmahnya). Karena dia suka anjing tersebut, dia membawanya pulang ke rumah.

Saat sampai di rumah ayahnya tidak suka dengan anjing itu, sebab itu anjing liar. Namun si anak, sudah keburu suka dengan anjing tersebut dan tidak mau melepaskan kembali atau mengirimnya ke penampungan hewan liar.Anjing tersebut tidak diperlakukan dengan baik oleh ayah anak itu karena memang tidak menyukainya. Setelah beberapa waktu, si anak cerita kepada ayahnya.

“Yah, tadi ada orang yang tertarik dengan si Spot (nama anjing tersebut). Dia menawar dengan harga mahal.” kata si anak.

Kontan saja, ayahnya terkejut. “Oh ya? Memangnya apa keistimewaan si Spot?”

“Katanya, ini jenis anjing langka. Dia mau membayar dengan harga tinggi.” jelas si anak. “Tapi saya tidak mau jual. Apa menurut ayah, saya jual saja si Spot.”

“Jangan donk, kita akan kesulitan nyari penggantinya.” kata si ayah sambil menatap si Spot.

Sejak itu, si ayah langsung berubah. Dia menyayangi si Spot dan memperlakukannya dengan baik seperti kepada anjing mahal.

[Inspirasi cerita ini dari kisah nyata Joe Vitale (guru The Secret) dalam buku Hypnotic Writing, dengan penambahan dan modifikasi.]

Terlepas apakah si anak itu berbohong atau tidak, tetapi kita lihat si Ayat berubah seketika terhadap si Spot. Perubahan ini juga mengubah tingkah laku si Ayah.

Ini juga bisa terjadi pada diri kita. Jika kita merubah persepsi terhadap diri kita dan terhadap lingkungan, otomatis akan mengubah perilaku kita. Perilaku seseorang bisa berubah sekteika saat persepsinya berubah.

Percaya diri artinya Anda memiliki persepsi yang lebih baik terhadap diri Anda sendiri. Jika persepsi Anda berubah, maka tindakan Anda pun akan berubah. Tindakan berubah maka hasil yang Anda dapatkan akan berubah pula.

Artinya, tingkatkan kepercayaan diri Anda, maka apa yang Anda miliki, apa yang Anda lakukan, dan apa yang Anda dapatkan akan berubah.

Dulu, saya kira saya tidak bisa berbicara di depan orang banyak. Maka saya jarang berbicara atau menghindari kesempatan untuk berbicara di depan umum. Namun semua berubah saat saya mulai menyadari bahwa saya sebenarnya bisa berbicara. Artinya saya lebih percaya diri, dan saya menjadi pembicara atau trainer saat ini.

Jika karir Anda ingin berubah menjadi lebih baik, maka tingkatkan kepercayaan diri Anda. Jika bisnis Anda ingin berubah menjadi lebih besar, maka miliki rasa percaya diri lebih tinggi.

Percaya Diri Bukan Dari Tampilan Fisik

Percaya Diri Bukan Dari Tampilan Fisik

Percaya diri itu bukan ditentukan oleh tampilan fisik. Sayangnya banyak orang yang masih berpikiran bahwa kepercayaan diri datang dari tampilan fisik. Jika Anda terbebas dari kesalahan ini, maka peluang Anda untuk memiliki rasa percaya diri sesungguhnya lebih terbuka. Bagaimana bisa memiliki rasa percaya diri, jika pemahamannya saja masih salah?

Kesalahan terbesar itu ialah saat kita mengandalkan kepercayaan diri kepada tampilan fisik. Yang dimaksud fisik disini ialah baik tubuh kita maupun pakaian atau aksesoris yang dipakai. Memang pakaian, kendaraan, perhiasan, atau aksesoris bisa meningkatkan kepercayaan diri, tetapi ini bukanlah yang utama, hanya “bumbu”.

Percaya diri sesungguhnya berbicara tentang semua potensi diri Anda. Bukan karena pakaian atau kendaraan Anda. Percaya diri meliputi ilmu, kemampuan berpikir, kemampuan belajar, keterampilan, dan berbagai potensi diri Anda yang lainnya.

Banyak orang yang tidak memiliki pakaian dan kendaraan mewah, tetapi dia tetap percaya diri. Dia bisa melakukan apa yang ingin dia lakukan tanpa terhalang oleh kekurangan materi yang dia miliki.

Yang kedua adalah masalah fisik yang meliputi tubuh dan wajah. Anda tahu dr Maltz? Dia seorang ahli bedah plastik yang beralih profesi jadi guru pengembangan diri. Kenapa? Karena banyak orang yang meminta dioperasi plastik untuk meningkatkan kepercayaan diri, padahal masalahnya bukan di fisik.

Setelah dia memberikan konsultasi, banyak diantara mereka membatalkan operasinya. Mereka bisa menjadi lebih percaya diri tanpa harus dioperasi. Yah… dia semakin pandai membuat orang tidak dioperasi, padahal itu adalah profesinya.

Sering kali, orang yang ingin merubah fisik hanya karena “opini”, baik dari diri sendiri maupun pengaruh dari pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari perubahan fisik tersebut. Sejatinya… kepercayaan diri tidak ditentukan oleh ukuran fisik.

Banyak orang yang memiliki kekurangan secara fisik, namun mereka tetap menjalankan hidup seperti orang lain yang tidak cacat. Bahkan sebagian mereka juga, sukses besar mengalahkan kebanyakan orang yang normal. Sebuah fakta tidak terbantahkan kalau mereka tetap percaya diri.

Masihkah Anda mengandalkan fisik? Silahkan Anda tampil sebaik mungkin, tapi itu bukan yang utama, kepercayaan diri itu sebenarnya muncul dari dalam diri Anda. Anda pun bisa percaya diri, jika tahu caranya.

Perbedaan Percaya Diri dan Sombong

Perbedaan Percaya Diri dan Sombong

Apa perbedaannya antara percaya diri dan sombong? Apakah orang sombong itu menunjukan kepercayaan diri yang tinggi atau justru lemah? Apakah orang yang memiliki cita-cita melebihi cita-cita kita bisa disebut sombong? Pertanyaan ini perlu dijawab dengan tuntas agar kita terhindar dari sikap sombong, tetapi bisa meraih manfaat percaya diri.

Pemahaman yang salah akan menjadikan kita tidak mau percaya diri sehingga akan kehilangan peluang untuk mendapatkan manfaat percaya diri.

Apa Itu Sombong?

Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri“. (QS.An Naml:30-31)

Dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri, sehingga tidak ada seorang pun menganiaya orang lain dan tidak ada yang bersikap sombong terhadap orang lain.” (HR.Riwayat Muslim.)

Dari ayat dan hadits di atas, ada satu kata yang mengikuti kata sombong, yaitu terhadap… Artinya kata sombong bersifat komparatif, yaitu membandingkan dengan orang (makhluq) lainnya. Artinya kesombongan bermakna dalam hal merasa lebih tinggi, lebih baik, atau lebih lainnya dengan orang atau makhluq lainnya. Dia merasa lebih hebat daripada orang lain. Bahkan banyak yang merasa lebih hebat dibanding Nabi, sehingga tidak mendengar apa yang dikatakan oleh para Nabi.

Bagaimana Dengan Percaya Diri?

Jika sombong lebih kepada membandingkan dengan orang lain, maka percaya diri justru sebaliknya. Percaya diri lebih berfokus pada kesamaan antara manusia. Orang akan percaya diri jika dia merasa sama dengan orang lain. Merasa memiliki perbedaan, justru akan menimbulkan sikap negatif. Merasa lebih rendah disebut rendah diri. Sementara orang yang merasa lebih baik disebut sombong.

Saat kita merasa bahwa kita memiliki kesamaan dengan orang lain, maka kita pun bisa mendapatkan atau memiliki kehebatan seperti orang-orang hebat, karena tidak ada bedanya. Begitu juga, jika kita melihat orang lain yang tidak sehebat kita, maka kita akan paham dengan dua kemungkinan. Pertama orang tersebut bisa lebih hebat di bidang lain. Kedua orang tersebut hanya belum menampilkan diri dia apa adanya.

Percaya diri fokus pada keyakinan akan potensi yang diberikan Allah kepada manusia, kepada dirinya dan juga sama kepada orang lain. Bukti kehebatan potensi yang diberikan Allah bisa dilihat dari orang lain yang mampu mencapai pencapaian hebat, sementara potensinya sama dengan kita.

Tentang Rendah Diri

Rendah diri ada yang positif dan ada yang negatif. Rendah diri dihadapan Allah adalah rendah diri yang positif, sementara rendah diri di hadapan manusia adalah perbuatan tercela, karena sebenarnya sama. Tidak ada makhluq yang lebih mulia di sisi Allah, kecuali karena ketaqwaanya. Artinya manusia itu sama, sehingga yang menentukan nanti di akhirat hanyalah ketaqwaanya. Bukan pangkat, pendidikan, jabatan, dan harta kekayaan. Kita tidak perlu merasa rendah diri di hadapan siapa pun, kecuali di hadapan Allah.

Justru, jika kita yakin bahwa kita sama dengan orang lain, akan muncul suatu sikap percaya diri. Jika orang lain bisa melakukan hal yang luar biasa, maka Anda pun bisa melakukannya. Teknologi NLP sudah banyak menunjukan bahwa kita bisa melakukan apa pun yang kita ingin lakukan. Apa lagi jika sudah ada orang lain yang pernah melakukannya. Yang seringkali menghambat kita untuk melakukan hal yang sama dengan orang lain, karena justru pikiran kita sendiri. Atau apa yang kita lakukan, belum sama dengan orang lain.

Intinya, kepercayaan diri menganut prinsip kesamaan antara kita dengan orang lain. Allah menciptakan manusia sama dengan segala potensinya. Jika kita seolah tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain, sesungguhnya karena kita belum tahu caranya secara akurat. Mungkin kita baru melakukannya sebagian. Namun disayangkan, kita sering terburu-buru mengubur potensi diri kita sendiri.

Saat ada orang lain yang memiliki cita-cita tinggi. Bahkan jauh lebih tinggi dibanding keyakinan kita. Anda tidak perlu menyebutnya sombong. Anda sendiri bisa memiliki cita-cita dan kemampuan untuk meraihnya seperti orang lain. Yang Anda perlukan ialah bagaimana memompa pikiran Anda agar memiliki keyakinan yang sama dengan orang tersebut. Jadi, sebelum mengatakan orang lain sombong, mungkin kitanya yang rendah diri.

Rendah Hati

Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang percaya diri justru akan rendah hati. Karena kepercayaan dirinya dia tidak perlu menyebut-nyebut kelebihannya, dia tidak perlu mendapatkan pengakuan orang lain, dan dia tidak khawatir saat orang lain terihat lebih baik. Dia tetap akan berbicara dan bertindak dengan cara rendah hati.

Rendah hati lebih kepada cara kita bersikap terhadap orang lain, bagaimana dia tidak merendahkan orang lain dan tidak ingin terihat lebih dibanding orang lain. Baik secara perkataan mapun tindakan. Dia tidak menonjolkan dirinya. Dia menghargai orang lain. Dia tidak ingin selalu dianggap hebat. Rendah hati justru salah satu ciri percaya diri.

Kesimpulan

Percaya diri dan rendah hati adalah sikap yang positif. Sementara sombong dan rendah diri adalah sikap negatif. Jika ada orang berkata harus rendah diri, ini hanya perbedaan istilah saja. Saya yakin maksud dia adalah rendah hati.

Cara Meraih Percaya Diri – Bertahap

Cara Meraih Percaya Diri – Bertahap

Banyak cara yang bisa kita gunakan untuk meraih percaya diri. Saat ini akan saya jelaskan bagaimana cara meraih percaya diri dengan teknik bertahap.

Teknik ini sangat ampuh, sebab akan mengurangi ketakutan Anda untuk memulai. Memang diperlukan berlatih, sebab latihan ini akan membangun mental percaya diri secara bertahap. Latihan kata kuncinya.

Kebanyakan orang, takut untuk melakukan sesuatu karena terlihat begitu tinggi. Anda melihat lantai 20 begitu tinggi jika Anda berada di lantai dasar. Namun tidak begitu tinggi jika Anda berada di lantai 19. Artinya untuk meraih percaya diri pada level tertentu, Anda harus mencapainya secara bertahap seperti naik ke gedung tinggi.

Cara Meraih Percaya Diri

Cara meraih percaya diri ini bisa diaplikasikan untuk berbagai bidang. Contoh dibawah adalah penerapan terhadap kepercayaan diri saat berbicara di depan umum.

  • Pilihlah satu tindakan dimana Anda merasa kurang percaya diri melakukannya. Misalnya bicara di depan umum
  • Tetapkan tolak ukur keberhasilan dari aktivitas tersebut. Ini penting, untuk membangun kepercayaan diri. Tidak ada target, tidak ada sukses. Sukses yang membekas akan membangun kepercayaan diri.
  • Contoh tolak ukur: berbicara saat rapat, Anda bisa menetapkan berbagai tolak ukur seperti berani berbicara, berbicara tanpa gemetar, birbicara tanpa kelu, berani menatap peserta rapat saat bicara, berani menatap bos Anda, dan sebagainya.
  • Tetapkan target Anda. Saat ini Anda takut untuk berbicara, tagetkanlah untuk berani berbicara meskipun hanya beberapa patah kata.
  • Setelah satu target terpenuhi, tingkatkan target Anda misalnya berbicara tanpa gemetar (jika masih).
  • Terus lakukan sampai Anda bisa mencapai semua keberhasilan yang Anda tetapkan Bersyukur dan buat perayaan, sekecil apapun.

Anda bisa melakukan langkah-langkah yang sama untuk meraih percaya diri pada bidang lain, misalnya dengan keterampilan tangan. Contohnya kemampuan Anda membuat miniatur kapal laut. Contoh nyatanya ialah ada seseorang yang tangannya dianggap tidak terampil selama 40 tahun. Jangankan membuat miniatur kapal laut, memasang paku ditembok saja tidak bisa. Tetapi setelah melakukan latihan seperti metode di atas, dia bisa membuat miniatur kapal laut yang sangat detil. Rasa percaya dirinya tumbuh. Dia menjadi percaya diri dengan teknik ini.

Inti dari strategi ini ialah peningkatan secara terus menerus. Sedikit demi sedikit tetapi jika Anda lakukan secara kontinyu Anda bisa menjadi seseorang yang mahir dan percaya diri dengan mudah. Anda juga bisa mahir berbisnis jika Anda mulai sekarang mulai berbisnis mulai dari kecil terlebih dahulu. Biasakanlah sehingga suatu saat Anda akan mahir berbisnis. Jika mental Anda tidak siap dengan sesuatu yang besar, maka mulailah dengan sesuatu yang kecil tetapi cukup menantang.

Memang teknik ini tidak menghasilkan rasa percaya diri dengan cepat. Tetapi hasil dari strategi ini akan mendalam dan berbekas yang lama. Dalam pelatihan yang saya selenggarakan, saya selalu menggabungkan konsep lambat tetapi membekas dengan konsep cepat. Setelah pelatihan Anda langsung meraih percaya diri dan terus membekas di dalam diri Anda melalui latihan yang saya uraikan di atas.

Waktu Berjalan Terus

Waktu Berjalan Terus

Toni dan Dedi telah lama menganggur. Bekerja tidak, bisnis pun tidak. Pekerjaan mereka sehari-hari hanya mengobrol di pos ronda sambil main catur. Saat mereka sedang asik main catur, tiba-tiba ada seorang perempuan cantik lewat.

Toni langsung melihat perempuan itu dengan penuh kekaguman,

“Wow, cantik bener…. ” sambil terus melihatnya.

“Eh, jangan melihat terus, dosa tuch…” kata Dedi.

“Astaghfirullah”, kata Toni sambil langsung memalingkan wajah ke papan catur.

“Ton, kamu harus cepat menikah tuch… Usia kamu kan sebentar lagi sudah kepala tiga.” kata Dedi.

“Iya yah… biar mata saya tidak jelalatan lagi. Banyak dosa nich…” katanya sambil tersenyum.

“Ahamdulilah, kamu sadar. Takut dosa.” kata Dedi sambil tersenyum juga.

“Kamu sendiri?”, kata Toni balik menyerang.

“Saya sendiri kan tidak jelalatan kayak kamu.” kata Dedi menimpali dengan cepat.

“Tapi tetap saja harus segera menikah, itu kan saran Rasulullah saw bagi pemuda seusia kita. Masa harus puasa terus, sementara usia semakin hari semakin tua.”

Kondisi menjadi hening… mereka kembali melihat papan catur. Permainan menjadi hampa dan tidak menarik lagi. Selain karena mereka main catur setiap hari, pikiran mereka melayang kemana-mana. Mereke mulai terusik dengan nasib mereka sendiri.

“Iya yah, kita harus segera menikah, itu kan setengah agama. Tapi, siapa yang mau kepada kita yang pengangguran ini.” kata Toni memecah keheningan.

Tapi Dedi tidak memberikan respon. Matanya terus tertuju ke papan catur. Sepertinya dia sedang memikirkan langkah selanjutnya untuk mengalahkan Toni. Tapi….

Dia tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Kemudian matanya dialihkan melihat jalanan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan, orang berangkat kerja, dan pedagang. Tapi tatapannya kosong. Kemudian dia berkata,

Waktu berjalan terus. Banyak yang harus kita lakukan, seperti menikah. Banyak yang kita inginkan, seperti mata pencaharian. Namun bagaimana semua itu bisa kita miliki jika kita tetap seperti ini? Kita tidak mungkin bisa mengubah nasib jika kita tidak bisa mengubah cara hidup kita.”

“Mungkin sudah nasib kita…” jawab Toni yang menyandarkan tubuhnya ke dinding pos ronda.

“Iya, ini memang nasib kita. Nasib yang kita bentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan selama ini. Bagaimana jika kebiasaan kita ubah? Dengan kebiasaan yang bermanfaat, produktif, atau menghasilkan uang?” kata Dedi.

“Iya… tapi apa?” sambil tetap bersandar.

“Saya juga belum tau.” jawab Dedi sambil membereskan papan catur. Sepertinya permainan catur sudah benar-benar tidak menarik lagi bagi mereka saat itu.

“Ah kamu…” ketus Toni.

“Untuk itulah kita cari tau.” jawab Dedi sambil melangkah pergi.

“Hei… mau kemana?” tanya Toni heran.

“Mau ke rumah paman saya, kali saja ada sesuatu yang bermanfaat yang bisa saya lakukan.” jawab Dedi sambil tetap melangkah.

“Saya juga mau, tunggu…” kata Toni sambil buru-buru menyusul temannya itu.